Artikel ini membahas mengenai sensor cahaya mencakup sensor LDR, Photodiode, dan Phototransistor.
JOBSHEET MAHASISWA
JOBSHEET MAHASISWA
SENSOR
CAHAYA
(LDR,
PHOTODIODA DAN PHOTOTRANSISTOR)
JOBSHEET
UNTUK MEMENUHI
TUGAS MATAKULIAH
LAB PTE-04
yang dibina oleh Ibu Siti Sendari
Oleh:
1. Remboko Ainun
Nazar (140534601841)
2. Risna Dwi
Afiandani (140534600105)
3. Rochmad
Apriansyah (140534601815)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
TEKNIK
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
PROGRM
STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
Desember 2015SENSOR CAHAYA
A.
TUJUAN
Setelah
melakukan praktikum sensor cahaya, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Merancang sensor
cahaya LDR, Photodioda dan Phototransistor terhadap besaran fisis.
2. Menguji sensor cahaya LDR, Photodioda dan Phototransistor terhadap besaran fisis.
3. Menganalisa
karakteristik sensor LDR, Photodioda dan
Phototransistor.
B.
DASAR
TEORI
Sensor adalah
komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu besaran tertentu menjadi
satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian elektronik atau sensor merupakan sistem yang melengkapi agar
sensor tersebut mempunyai keluaran sesuai kebutuhan
dan dapat langsung dibaca pada
keluaranya. Salah satu jenis resistor yang peka terhadap perubahan cahaya
adalah LDR (Light Deppendent Resistance).
Resistansi LDR akan berubah seiring dengan intensitas cahaya yang mengenainya.
LDR digunakan untuk mengubah energi
cahaya menjadi energi
saklar cahaya otomatis.
Sensor cahaya adalah
alat yang digunakan untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Sensor
cahaya berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang ada disekitar, maka LDR dapat
digunakan sebagai sensor cahaya. Prinsip inilah yang akan digunakan untuk
mengaktifkan transistor untuk menghidupkan LED pada lampu taman otomatis,
menggerakkan motor DC pada hand dryer, sensor pada alarm branks, sensor pada tracker cahaya matahari, sensor pada kontrol arah solar cell, sensor pada robot line follower dan menghidupkan buzzer pada alarm otomatis. Macam-macam
sensor cahaya adalah sebagai berikut:
1.
LDR (Light
Dependent Resistance)
LDR atau yang biasa disebut photosinresistor
pada prinsipnya yaitu sebuah
resistor yang nilai resistansinya bergantung pada banyak cahaya yang jatuh pada permukaan sensor
LDR. LDR berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi hambatan listrik.
Prinsip kerja LDR
adalah nilai resistansinya akan bertambah besar apabila tidak terkena cahaya
dan akan berkurang apabila terkena cahaya.
Gambar
1. Fisik dan Simbol
LDR
Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu:
·
Laju
Recovery
·
Respon
Spektral
a.
Laju
Recovery
Bila sebuah LDR
dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu kedalam suatu
ruangan yang gelap sekali, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR
tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut hanya akan bisa mencapai
harga dikegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuaran
praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K
/detik. untuk LDR type
arus harganya lebih besar dari 200 K
/detik (selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya 100
lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah
dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms
untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux.
b.
Respon
Spektral
LDR tidak mempunyai
sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya
(yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu
tembaga, alumunium, baja, emas, dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga
merupakan penghantar yang paling banyak digunakan karena mempunyai daya hantar
yang baik. Sensor ini sebagai pengindera yang merupakan eleman yang pertama –
tama menerima energi dari media untuk memberi keluaran berupa perubahan energi.
Sensor terdiri
berbagai macam jenis serta media yang digunakan untuk melakukan perubahan.
Media yang digunakan misalnya : panas, cahaya, air, angin, tekanan, dan lain
sebagainya. Sedangkan pada rangkaian ini menggunakan sensor LDR yang
menggunakan intensitas cahaya, selain LDR dioda foto juga menggunakan
intensitas cahaya atau yang peka terhadap cahaya (photoconductive cell). Pada rangkaian elektronika, sensor harus
dapat mengubah bentuk-bentuk energi cahaya ke energi listrik, sinyal listrik
ini harus sebanding dengan besar energi sumbernya. Dibawah ini merupakan
karakteristik dari sensor LDR .
Gambar 2. Karakteristik Sensor LDR
Pada karakteristik di
atas dapat dilihat bila cahaya mengenai sensor itu maka harga tahanan akan
berkurang. Perubahan yang dihasilkan ini tergantung dari bahan yang digunakan
serta kekuatan cahaya yang mengenainya.
2.
Photodioda
Sensor photodioda merupakan dioda yang peka
terhadap cahaya, sensor photodioda akan mengalami perubahan resistansi pada
saat menerima intensitas cahaya dan akan mengalirkan arus listrik secara
forward sebagaimana dioda pada umumnya. Sensor photodioda adalah salah satu
jenis sensor peka cahaya (photodetector).
Gambar 3. Simbol dan Fisik Photodioda
Jenis sensor peka cahaya lain yang sering
digunakan adalah phototransistor. Photodioda akan mengalirkan arus yang
membentuk fungsi linear terhadap intensitas cahaya yang diterima. Arus ini
umumnya teratur terhadap power density (Dp). Perbandingan antara arus keluaran
dengan power density disebut sebagai current responsitivity. Arus yang dimaksud
adalah arus bocor ketika photodioda tersebut disinari dan dalam keadaan
dipanjar mundur.
Tanggapan frekuensi sensor photodioda tidak luas.
Dari rentang tanggapan itu, sensor photodioda memiliki tanggapan paling baik
terhadap cahaya infra merah, tepatnya pada cahaya dengan panjang gelombang
sekitar 0,9 µm. Kurva tanggapan sensor photodioda ditunjukkan pada gambar
berikut.
Gambar 4. Kurva
Tanggapan Frekuensi Sensor Photodioda
Hubungan antara keluaran sensor fotodioda dengan intensitas cahaya yang
diterimanya ketika dipanjar mundur adalah membentuk suatu fungsi yang linier.
Hubungan antara keluaran sensor photodioda dengan intensitas cahaya ditunjukkan
pada gambar berikut.
Gambar 5. Hubungan
Keluaran Photodioda Dengan Intensitas Cahaya
Sebagai contoh aplikasi phot dioda dapat
digunakan sebagai sensor api. Penggunaan sensor photodioda sebagai pendeteksi
keberadaan api didasarkan pada fakta bahwa pada nyala api juga terpancar cahaya
infra merah. Hal ini tidak dapat dibuktikan dengan mata telanjang karena cahaya
infra merah merupakan cahaya tidak tampak, namun keberadaan cahaya infra merah
dapat dirasakan yaitu ketika ada rasa hangat atau panas dari nyala api yang
sampai ke tubuh.
3.
Phototransistor
Photo transistor merupakan jenis transistor yang
bias basisnya berupa cahaya infra merah. Besarnya arus yang mengalir di antara kolektor dan
emitor sebanding dengan intensitas cahaya yang diterima photo transistor
tersebut. Simbol dari photo transistor ditunjukan pada gambar berikut.
Gambar 6. Bentuk Dan Simbol Photo Transistor
Phototransistor sering digunakan sebagai saklar
terkendali cahaya infra merah, yaitu memanfaatkan keadaan jenuh (saturasi) dan
mati (cut off) dari phototransistor tersebut. Prisip kerja phototransistor untuk
menjadi saklar yaitu saat pada basis menerima cahaya infra merah maka
phototransistor akan berada pada keadaan jenuh (saturasi dan saat tidak
menerima cahaya infra merah phototransistor berada dalam kondisi mati (cut off).
Stuktur phototransistor mirip dengan transistor
bipolar (bipolar junctoin transistor). Pada daerah basis dapat dimasuki sinar
dari luar melalui suatu celah transparan dari luar kamasan taransistor. Celah
ini biasanya dilindungi oleh suatu lensa kecil yang memusatkan sinar di tepi
sambungangan basis emitor.
Prinsip Kerja Sensor Phototransistor
Sambungan antara basis dan kolektor, dioperasikan
dalam catu balik dan berfungsi sebagai fotodioda yang merespon masuknya sinar
dari luar. Bila tak ada sinar yang masuk, arus yang melalui sambungan catu
balik sama dengan nol. Jika sinar dari energi photon cukup dan mengenai
sambungan catu balik, penambahan pasangan hole dan elektron akan terjadi dalam
depletion region, menyebabkan sambungan menghantar. Jumlah pasangan hole dan
elektron yang dibangkitkan dalam sambungan akan sebanding dengan intensitas
sinar yang mengenainya. Sambungan antara basis emitor dapat dicatu maju,
menyebabkan piranti ini dapat difungsikan sebagai transistor bipolar
konvensional. Arus kolektor dari phototransistor diberikan oleh :
Terminal basis dari photo transistor tidak
membutuhkan sambungan (no connect) untuk bekerja. Jika basis tidak disambung dan VCE
adalah positif, sambungan basis kolektor akan berlaku sebagai fotodioda yang
dicatu balik. Arus kolektor dapat mengalir sebagai tanggapan dari salah satu
masukan, dengan arus basis atau masukan intensitas sinar L1.
Gambar 7. Contoh
Rangkaian Dasar Sensor Photo Transistor
Komponen ini memiliki sifat yang sama dengan
transistor yaitu menghasilkan kondisi cut off dan saturasi. Perbedaannya
adalah, bilamana pada transistor kondisi cut off terjadi saat tidak ada arus
yang mengalir melalui basis ke emitor dan kondisi saturasi terjadi saat ada
arus mengalir melalui basis ke emitor maka pada phototransistor kondisi cut off
terjadi saat tidak ada cahaya infrared yang diterima dan kondisi saturasi
terjadi saat ada cahaya infrared yang diterima.
Kondisi cut off adalah kondisi di mana transistor
berada dalam keadaan OFF sehingga arus dari collector tidak mengalir ke emitor.
Pada rangkaian gambar diatas, arus akan mengalir dan membias basis transistor
Q2 C9014. Kondisi saturasi adalah kondisi di mana transistor berada dalam
keadaan ON sehingga arus dari collector mengalir ke emitor dan menyebabkan
transistor Q2 tidak mendapat bias atau OFF. Phototransistor ST8-LR2 memiliki
sudut area 15 derajat dan lapisan pelindung biru yang melindungi sensor dari
cahaya-cahaya liar. Pada phototransistor yang tidak dilengkapi dengan lapisan
pelindung ini, cahaya-cahaya liar dapat menimbulkan indikasi-indikasi palsu
yang terkirim ke CPU dan mengacaukan proses yang ada di sana.
Aplikasi komponen ini sebagai sensor peraba
adalah digunakan bersama dengan LED Infrared yang dipancarkan ke permukaan
tanah. Apabila permukaan tanah atau lantai berwarna terang, maka sinyal
infrared akan dikembalikan ke sensor dan diterima oleh ST8-LR2. Namun bila
permukaan tanah atau lantai berwarna gelap, maka sinyal infrared akan diserap
dan hanya sedikit atau bahkan tidak ada yang kembali.
C.
ALAT
DAN BAHAN
1.
Trainer Sensor cahaya
2.
Jobsheet praktikum sensor
cahaya
3.
AVO Meter
4.
Power Supply
5.
Jack Banana (Kabel Jumper)
D.
GAMBAR RANGKAIAN
1.
Rangkaian Sensor Cahaya LDR
Gambar 8. Rangkaian Sensor Cahaya LDR
2.
Rangkaian Sensor Cahaya Photodioda
Gambar 9. Rangkaian Sensor Cahaya Photodioda
3.
Rangkaian Sensor Cahaya Phototransistor
Gambar 10. Rangkaian Sensor Cahaya Phototransistor
Gambar 11. Trainer Rangkaian Sensor Cahaya
E.
LANGKAH
KERJA PRAKTIKUM
1.
Kesehatan
dan Keselamatan kerja
a) Pelajari
dan pahami petunjuk praktikum pada lembar kegiatan praktikum.
b) Pastikan
tegangan keluaran catu daya sesuai yang dibutuhkan.
c) Periksalah
komponen modul trainer sebelum digunakan.
d)
Sebelum catu daya
dihidupkan hubungi dosen pendamping untuk mengecek kebenaran rangkaian.
e)
Kalibrasi
alat ukur yang akan digunakan.
f) Pergunakan alat ukur dengan baik mulai dari batas ukur
paling besar apabia perlu, diturunkan.
g) Yakinkan
tempat kerja aman dari sengatan listrik.
h) Hati-hati
dalam penggunaan peralatan praktikum!
2.
Langkah
Percobaan
a.
Siapkan alat dan bahan
yang telah ditentukan pada bagian “Alat dan Bahan”.
b.
Siapkan catu daya DC
dengan AVO meter dan atur menjadi +12V.
c.
Pasang VCC sebesar +12VDC ke port banana VCC (Merah) pada trainer dan pasang
Ground pada port banana ground (Hitam)
yang terletak di bawah
VCC.
d.
Pasang male jack banana
pada output sensor LDR
dan masukan salah satu sisi male jack banana tersebut ke input buffer.
e.
Pasang male jack banana
pada output buffer dan salah satu
kabel male jack banana pada input positif
diferensial (Merah).
f.
Atur dimmer sehingga
lampu menjadi gelap (mati), redup, dan terang.
g.
Tiap stage
(gelap-redup-terang) hitung output pada buffer dan differensialnya dengan cara
menaruh probe positif (merah) AVO meter pada output yang akan diukur dan probe
negatif (hitam) pada ground.
h.
Catat
hasil pengukuran pada tabel hasil percobaan.
i.
Lakukan
langkah-langkah tersebut pada sensor
Photodioda dan Phototransistor selama
3 kali percobaan.
F.
HASIL
PERCOBAAN
Tabel 1. Hambatan Sensor LDR, Photodioda dan Phototransistor
Cahaya
|
LDR
(kOhm)
|
Photodioda
(kOhm)
|
Phototransistor
(kOhm)
|
Gelap
|
|||
Redup
|
|||
Terang
|
Tabel
2. Tegangan Keluaran
Sensor dan Differensial Percobaan 1
Cahaya
|
Tegangan LDR
(V)
|
Tegangan
Photodioda
(V)
|
Tegangan Phototransistor
(V)
|
|||
Sensor
|
Differensial
|
Sensor
|
Differensial
|
Sensor
|
Differensial
|
|
Gelap
|
||||||
Redup
|
||||||
Terang
|
Tabel
3. Tegangan Keluaran
Sensor dan Differensial Percobaan 2
Cahaya
|
Tegangan LDR
(V)
|
Tegangan
Photodioda
(V)
|
Tegangan Phototransistor
(V)
|
|||
Sensor
|
Differensial
|
Sensor
|
Differensial
|
Sensor
|
Differensial
|
|
Gelap
|
||||||
Redup
|
||||||
Terang
|
Tabel
4. Tegangan Keluaran
Sensor dan Differensial Percobaan 3
Cahaya
|
Tegangan LDR
(V)
|
Tegangan
Photodioda
(V)
|
Tegangan Phototransistor
(V)
|
|||
Sensor
|
Differensial
|
Sensor
|
Differensial
|
Sensor
|
Differensial
|
|
Gelap
|
||||||
Redup
|
||||||
Terang
|
G.
GRAFIK HASIL PERCOBAAN
1.
Grafik Hambatan Sensor Cahaya
2.
Grafik Tegangan Keluaran Sensor LDR
3.
Grafik Tegangan Keluaran Sensor Photodioda
4.
Grafik Tegangan Keluaran Sensor Phototransistor
H.
ANALISA
DATA
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
I.
KESIMPULAN
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
J.
DAFTAR
RUJUKAN
Elektronika
Dasar. 2012. Sensor Cahaya LDR (Light
Dependent Resistor). (Online), (http://elektronika-dasar.web.id/sensor-cahaya-ldr-light-dependent-resistor/) diakses pada 20 November 2015.
Elektronika
Dasar. 2012. Sensor Photodioda. (Online), (http://elektronika-dasar.web.id/sensor-photodioda/) diakses pada 20 November 2015.
Elektronika Dasar. 2012. Sensor Photo Transistor. (Online), (http://elektronika-dasar.web.id/sensor-photo-transistor/) diakses pada 20 November 2015.
1 Komentar
Hasilnya kok gaada om?
BalasHapus